"Mengantri adalah kegiatan yang membosankan" mungkin anda memiliki pemikiran yang sama dengan statement saya di awal. Bagi konsumen, mengantri merupakan aktivitas yang kurang menyenangkan bila konsumen harus menunggu terlalu lama.

Antiran sering kali terjadi pada waktu "Prime Time" seperti : Jam makan siang, jam pulang kantor, weekend dan menjelang hari raya. Semua peritel juga memiliki harapan agar konsumen tidak perlu mengantri panjang di area Kasir. Namun apa daya, karena keterbatasan space dan investasi untuk SDM dan komputer peritel seringkali menyediakan sarana kasir yang tidak sebanding dengan jumlah konsumennya.

Dengan segala keterbatasan tersebut, peritel harus mampu melakukan manajemen antrian sehingga konsumen tidak menunggu terlalu lama. Peritel harus menggunakan SDM yang tangkas dalam bergerak sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melayani konsumen tidak terlalu lama. Peritel juga harus melakukan investasi teknologi seperti menggunakan scanner barcode sehingga mempercepat kerja kasir.

Upaya lain yang perlu dilakukan adalah menciptakan "Queue Distraction". Yang dimaksudkan dengan Queue Distraction adalah menciptakan suasana di sekitar area kasir dengan sarana-sarana yang bisa menarik perhatiank konsumen. Dengan demikian konsumen tidak akan terfokus pada lamanya antrian. Beberapa Queue Distraction yang bisa digunakan adalah : memasang sarana multimedia seperti lcd untuk iklan di area kasir, memasang sarana - sarana cetak promosi di sekitar area kasir, melakukan pemajangan assortment di sepanjang jalur antrian (cth : majalah, candies and snack, softdrink atau produk-produk homebrand), memasang informasi - informasi non-komersil seperti tips dan trick belanja.

Penerapan :

1. Lakukan sampling panjang antrian dan rata-rata waktu tunggu setiap bulannya. 
2. Persiapkan sarana kasir tambahan pada masa prime time 
3. Ciptakan proses transaksi kasir yang efektif dengan bantuan perangkat komputer dan scanner 
4. Bedakan antrian antara pembelanjaan dalam jumlah besar dan jumlah kecil 
5. Ciptakan hiburan bagi konsumen pada saat berada pada antrian sehingga bisa mengalihkan perhatian konsumen dari lamanya mengantri

Dengan semakin berkembangnya persaingan bisnis ritel di Indonesia, peritel di Indonesia dituntut untuk semakin unggul dalam banyak hal. Keunggulan Bersaing merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan untuk memenangkan persaingan bisnis. Keunggulan bersaing yang sering ditonjolkan oleh peritel adalah : ruangan belanja yang nyaman, suhu ruangan dingin, pelayanan yang ramah dan seterusnya.

Selain Keunggulan bersaing, dalam kompetisi bisnis selalu ada yang disebut dengan standar minimun. Standar minimum merupakan tuntutan dsara yang harus dipenuhi oleh peritel untuk masuk dalam pasar persaingan. Konsumen merupakan juri yang akan menentukan apa saja standar mnimum yang diinginkan terhadap peritel.

Satu lah yang sering dilupakan, dengan berjalannya waktu keunggulan bersaing bisa mertransformasi menjadi standar minimum. Bila kita melihat kebelakang sekitar 10 tahun lalu, saat masih sedikit peritel yang menggunakan AC di setiap gerainya maka ruangan ber-AC merupakan keunggulan bersaing bagi peritel. BErbeda dengan masa sekarang di mana hampir semua peritel telahmenggunakan AC di dalam ruangan belanja, maka bagi konsumen ruangan ber-AC bukan lagi nilai tambah atau keunikan yang ditawarkan namun sudah menjadi standar minimum yang harus dimiliki oleh peritel.

Di masa sekarang ini dengan berkembangnya penyaluran infromasi, keunggulan bersaing harus terus dikembangkan oleh setiap peritel secara berkala. Karena keunggulan bersaing sering kali akan berubah menjadi standar minimum dalam waktu singkat karena duplikasi oleh pesaing.

Penerapan :

Harga merupakan salah satu aspek dalam prinsip dasar masketing yaitu 4P. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang tergolong menengah ke bawah, harga merupakan faktor utama yang mendorong atau membatasi seseorang dalam berbelanja. Penetapan harga oleh penjual biasanya ditentukan oleh beberapa faktor berikut :

Konsumen memiliki kecenderungan untuk mengingat lebih kurang 20 harga produk yang rutin dibeli. Strategy Pricing pada suatu bisnis ritel akan berpengaruh terhadap :

Bagaimana sebuah bisnis ritel memberikan informasi tertulis mengenai harga produk akan sangat berdampak pada ketertarikan pengunjung untuk datang. Kita lihat beberapa contoh :

Beberapa Masalah yang sering timbul berkaitan dengan infromasi harga adalah sebagai berikut :

Kesimpulan : Toko ritel harus mampu membuat sarana display harga yang informatif, dengan spesifikasi sebagai berikut :