Usia : 20 – 35 tahun
Lokasi : Jakarta
Strata Sosial : Kelas Ekonomi Menengah ke atas, bekerja, minimal S1
Feminim merupakan ciri sifat dan perilaku yang umumnya dikorelasikan dengan kaum wanita. Sikap feminim identik dengan kelembutan, sensitif dan empati. Sikap feminim seseorang dapat terlihat dari perilaku, cara berpikir maupun cara berpenampilan. Kebalikan dari feminim adalah sikap maskulin yang umumnya dimiliki oleh kaum pria.
Beberapa ahli berpendapat bahwa dalam
diri setiap orang pasti memiliki sisi feminim dan maskulin, namun akan muncul
salah satu sisi yang dominan dalam perilaku keseharian. Beberapa tahun yang
lalu, apabila seorang pria menunjukkan sisi feminisme yang dominan semisal
dalam gaya berbicara maupun berpakaian maka pria akan tersebut akan dianggap
aneh oleh lingkungan sekitarnya. Meski demikian, dengan semakin berkembangnya
gaya hidup, teknologi dan pendidikan saat ini mulai bermunculan kaum pria yang
memiliki sifat feminim yang dominan.
Berdasarkan beberapa sumber dari
internet , beberapa ciri pria yang menunjukkan feminisme dominan akan memiliki
pola perilaku sebagai berikut :
- Mengikuti perkembangan fashion
- Memperhatikan penampilan (menggunakan kosmetik dan speciaized mens grooming product)
- Perasaan yang sensitif
- Suka berkumpul dan bergosip
- Melakukan aktifitas / berkumpul dengan kaum wanita
Kaum pria dengan sisi feminim yang
dominan seringkali bisa ditemui di kota – kota besar seperti Jakarta, Bandung
dan Surabaya. Kelompok ini sangat senang bersosialisasi di mal, café dan tempat
– tempat ‘gaul’ lainnya. Terjadi perubahan value dalam masyarakat yang awalnya
hanya menerima pria maskulin saat ini juga menerima pria feminim sebagai bagian
dari masyarakat. Perubhana value ini memang hanya nampak jelas terjadi di kota
– kota besar karena memang munculnya nilai ini kuat dipengaruhi budaya dari
luar Indonesia. Perubahan nilai ini dipengaruhi oleh budaya dari luar yang
banyak dikomunikasikan melaui media internet dan TV yang saat ini sangat banyak
dikonsumsi masyarakat.
Perubahan yang
terjadi dalam masyarakat merupakan peluang yang harus bisa ditangkap oleh para
pelaku bisnis dan marketer. Pergeseran nilai tentang feminim dan maskulin ini
juga ditanggapi serius dalam beberapa industri seperti kosmetik, retail dan
fashion. Beberapa produsen kosmetik mulai mengeluarkan produk yang dikhususkan
bagi pria seperti Nivea for men, Garnier for Men dan sebagainya. Di segmen toko
ritel saat ini salah satu pemain ritel terkemuka di Indonesia memberikan rak
khusus untuk Mens’s Grooming (gambar 3).
Industri fashion juga banyak sekali
mengembangkan desain – desain pakaian yang feminim bagi pria. Gaya feminim
dalam berpakaian biasnaya ditonjolkan melalui pemilihan warna – warna yang
soft, ukuran dan desain pakaian yang slim fit, celana jeans yang dilipat di ata
tumit hingga ukuran tas besar seperti gaya wanita. Dalam komunikasi pemasaran,
marketer juga melakukan penyesuaian desain komunikasi melalui penggunaan figur
pria yang tidak lagi selalu maskulin namun juga menunjukkan sisi kelembutan dan
feminim (gambar 4).
Kesimpulan
- Nilai dalam masyarakat dapat berubah seiring dengan perubahan faktor internal
- Perubahan nilai biasanya terjadi pada orang – orang yang memiliki ciri demografis serupa
- Seorang marketer harus bisa merespon perubahan nilai dalam masyarakat dengan melakukan pengembangan produk maupun metode komunikasi yang mengikuti perkembangan zaman